Islah Cinta, Novel Dini Fitria yang Menggetarkan...
Saya suka membaca, saya suka novel, tapi jujur saja, setelah memiliki tiga orang anak dan sekarang mereka sudah besar-besar dan punya banyak kesibukan yang membutuhkan dukungan dan perhatian lebih, rasanya membaca sebuah novel sampai habis adalah suatu kemewahan. Jadi, saat memutuskan untuk membaca habis sebuah novel, saya pasti akan sangat pilih-pilih.
Belum lama ini, seorang teman blogger merekomendasikan sebuah novel berjudul 'Islah Cinta'. Saya, yang memang sedang punya banyak kesibukan, menargetkan untuk menyelesaikan buku ini dalam satu minggu, namun yang terjadi adalah, saya melahapnya hanya dalam beberapa jam saja!😁
Jadi, buku karya Dini Fitria setebal 307 halaman ini diterbitkan oleh Falcon Publishing dan bercerita tentang DIVA, seorang reporter sekaligus produser program 'Oase Pagi', sebuah tayangan bertema Islami yang menyegarkan. Yang menarik dari novel ini bukan hanya isi ceritanya, namun juga latar belakang penulisnya.
Pasti kenal, dong, sama Dini Fitria? sekitar tahun 2010-2015an ia adalah reporter sekaligus produser acara Jazirah Islam yang tayang di Trans7. Dulu saya sering nonton acaranya, bikin merinding, apalagi saya yang mualaf ini memang senang sekali menonton dan mendengar kisah-kisah tentang Islam di negara lain. Salah satu episode yang paling berkesan adalah kisah tentang seorang mualaf (saya lupa namanya) di Mexico.
Latar belakang Dini sebagai reporter dan produser yang sudah mengunjungi banyak negara membuat cerita dalam novelnya terasa sangat hidup, saya seolah turut menyaksikan apa yang ia lihat dan terhanyut di dalamnya.
Oke, mungkin terasa berlebihan, tapi jujur saja, sudah cukup lama saya tidak membaca novel sebagus ini dan yang setelah selesai dibaca masih terngiang-ngiang di benak saya. Saking sukanya dengan novel ini dan mulai ngefans sama penulisnya, saya pun sampai menghubungi mba Dini langsung untuk berkenalan dan meminta beberapa foto untuk saya tampilkan di artikel ini.
Penasaran, dong, ceritanya tentang apa? atau sudah bisa menebak?. Yup, sesuai judulnya, benang merah cerita di novel ini adalah tentang cinta. Diawali dengan Diva yang ditugaskan ke India untuk meliput bersama seniornya, Mas Jay, dimulailah petualangan saya. Ya, SAYA. Saya benar-benar merasa ikut berpetualang. Saya belum pernah ke India dan saya disuguhi dengan kisah rinci mengenai suasana di sana, di setiap tempat yang didatangi Diva dan..ehmm..., orang dari masa lalunya, yang ia benci dan coba lupakan selama empat tahun, yang tiba-tiba muncul di awal cerita, Andrean.
Komplek Nizamuddin Dargah adalah lokasi menarik pertama di India yang didatangi Diva, mas Jay, dan Andrean. Saya tahu tentang Nizamuddin Auliya, seorang Sufi dari ordo Chisthi yang hidup di tahun 1300-an dan sangat dikenal dengan ajarannya tentang cinta dan kemanusiaan. Pernah sekali saya membaca tentang Nizamuddin Dargah di internet, yaitu sebuah lokasi pemakaman yang didatangi oleh ribuan Muslim, orang Hindu, serta agama lainnya dari berbagai penjuru dunia.
Yang saya bayangkan sebelumnya, dari foto-foto yang saya lihat di internet, Dargah atau komplek pemakaman ini sangat indah dan mistis. Dari cerita Diva, benar tempat ini mistis dan indah, namun ada sisi lain yang baru saya ketahui lewat buku ini, mengenai lorong yang penuh tubuh pengemis yang bergelimpangan, tentang keramaian dan kebisingannya, serta musik qawwali yang membius. Ahh..dan saya pun menulis artikel blog ini sambil mendengar alunan musik qawwali dari youtube💃💃💃
Cara Dini menggambarkan sesuatu sangat puitis, romantis, namun tidak berlebihan. Pas, dan saya pun bisa membayangkan apa yang ia tulis dan menikmati setiap pilihan katanya.
Kalimat di atas tertulis di halaman 41 buku Islah Cinta saat sang tokoh utama, Diva, masuk ke Masjid-i Jahan-Juma atau lebih dikenal dengan Masjid Jama, salah satu masjid terbesar di India.
Masjid yang dibangun oleh Shah Jahan, kaisar Mughal, antara tahun 1644 sampai 1656 ini, merupakan masjid termegah dan terindah pada zamannya. Masjid yang berbentuk seperti benteng ini mampu menampung lebih dari 25.000 orang.
Taj Mahal, sudah terlalu sering saya melihat fotonya dan membaca tentang kemegahan bangunan ini di banyak media, namun lagi-lagi Dini Fitria seolah mengajak saya langsung ke sana. Menikmati keindahan dan kemegahan Mausoleum yang dibangun atas dasar cinta sang raja pada permaisurinya ini.
Kembali ke soal percintaan. Di tengah cerita, tiba-tiba Diva dikejutkan oleh munculnya sosok lain, sosok yang begitu dirindunya, yang menunjukan cinta dan kelembutan yang diimpikannya. Situasi menjadi canggung dengan Andrean, namun ada saat Diva harus memutuskan, kembali pada Andrean yang terus menghiba cintanya, atau pada sosok tampan penuh wibawa yang siap menjadi suaminya? atau justru tokoh lain yang tak terduga?.
Ahh, gatal rasanya tangan ini ingin menceritakan lebih banyak, tapi daripada jadi spoiler, mendingan kalian baca langsung, yaaa, gak bakalan nyesel deh, bagus banget!.
Buat saya, novel ini cukup menggetarkan jiwa, kisah percintaan yang dibalut perjalanan dan pekerjaan membuat novel yang akan segera terbit di April 2017 ini layak dimiliki. Cari aja di toko-toko buku terdekat, yaa...
Belum lama ini, seorang teman blogger merekomendasikan sebuah novel berjudul 'Islah Cinta'. Saya, yang memang sedang punya banyak kesibukan, menargetkan untuk menyelesaikan buku ini dalam satu minggu, namun yang terjadi adalah, saya melahapnya hanya dalam beberapa jam saja!😁
Jadi, buku karya Dini Fitria setebal 307 halaman ini diterbitkan oleh Falcon Publishing dan bercerita tentang DIVA, seorang reporter sekaligus produser program 'Oase Pagi', sebuah tayangan bertema Islami yang menyegarkan. Yang menarik dari novel ini bukan hanya isi ceritanya, namun juga latar belakang penulisnya.
Pasti kenal, dong, sama Dini Fitria? sekitar tahun 2010-2015an ia adalah reporter sekaligus produser acara Jazirah Islam yang tayang di Trans7. Dulu saya sering nonton acaranya, bikin merinding, apalagi saya yang mualaf ini memang senang sekali menonton dan mendengar kisah-kisah tentang Islam di negara lain. Salah satu episode yang paling berkesan adalah kisah tentang seorang mualaf (saya lupa namanya) di Mexico.
Dini Fitria di depan Taj Mahal |
penulis di depan Sirhi Darwaza, gerbang menuju Taj Mahal |
Latar belakang Dini sebagai reporter dan produser yang sudah mengunjungi banyak negara membuat cerita dalam novelnya terasa sangat hidup, saya seolah turut menyaksikan apa yang ia lihat dan terhanyut di dalamnya.
Oke, mungkin terasa berlebihan, tapi jujur saja, sudah cukup lama saya tidak membaca novel sebagus ini dan yang setelah selesai dibaca masih terngiang-ngiang di benak saya. Saking sukanya dengan novel ini dan mulai ngefans sama penulisnya, saya pun sampai menghubungi mba Dini langsung untuk berkenalan dan meminta beberapa foto untuk saya tampilkan di artikel ini.
Penasaran, dong, ceritanya tentang apa? atau sudah bisa menebak?. Yup, sesuai judulnya, benang merah cerita di novel ini adalah tentang cinta. Diawali dengan Diva yang ditugaskan ke India untuk meliput bersama seniornya, Mas Jay, dimulailah petualangan saya. Ya, SAYA. Saya benar-benar merasa ikut berpetualang. Saya belum pernah ke India dan saya disuguhi dengan kisah rinci mengenai suasana di sana, di setiap tempat yang didatangi Diva dan..ehmm..., orang dari masa lalunya, yang ia benci dan coba lupakan selama empat tahun, yang tiba-tiba muncul di awal cerita, Andrean.
Diawali dengan Diva yang ditugaskan ke India untuk meliput bersama seniornya, Mas Jay, dimulailah petualangan saya. Ya, SAYA...
Komplek Nizamuddin Dargah adalah lokasi menarik pertama di India yang didatangi Diva, mas Jay, dan Andrean. Saya tahu tentang Nizamuddin Auliya, seorang Sufi dari ordo Chisthi yang hidup di tahun 1300-an dan sangat dikenal dengan ajarannya tentang cinta dan kemanusiaan. Pernah sekali saya membaca tentang Nizamuddin Dargah di internet, yaitu sebuah lokasi pemakaman yang didatangi oleh ribuan Muslim, orang Hindu, serta agama lainnya dari berbagai penjuru dunia.
Yang saya bayangkan sebelumnya, dari foto-foto yang saya lihat di internet, Dargah atau komplek pemakaman ini sangat indah dan mistis. Dari cerita Diva, benar tempat ini mistis dan indah, namun ada sisi lain yang baru saya ketahui lewat buku ini, mengenai lorong yang penuh tubuh pengemis yang bergelimpangan, tentang keramaian dan kebisingannya, serta musik qawwali yang membius. Ahh..dan saya pun menulis artikel blog ini sambil mendengar alunan musik qawwali dari youtube💃💃💃
Dini Fitria di Nizamuddin Dargah (foto dari penulis) |
Cara Dini menggambarkan sesuatu sangat puitis, romantis, namun tidak berlebihan. Pas, dan saya pun bisa membayangkan apa yang ia tulis dan menikmati setiap pilihan katanya.
"Suasana haru menyelinap seketika ke pori-pori kulitku saat kami masuk ke halaman masjid dan telapak kakiku yang tak beralas menyentuh halaman masjid berusia ratusan tahun ini. Lantainya terasa sedikit kasar dan hangat karena terpaan sinar matahari." - Diva, saat mengunjungi Masjid Jama Delhi.
Kalimat di atas tertulis di halaman 41 buku Islah Cinta saat sang tokoh utama, Diva, masuk ke Masjid-i Jahan-Juma atau lebih dikenal dengan Masjid Jama, salah satu masjid terbesar di India.
Masjid yang dibangun oleh Shah Jahan, kaisar Mughal, antara tahun 1644 sampai 1656 ini, merupakan masjid termegah dan terindah pada zamannya. Masjid yang berbentuk seperti benteng ini mampu menampung lebih dari 25.000 orang.
Jama Delhi |
Suasana di sekitar Jama Delhi (foto dari penulis) |
"Rasa cemasku langsung hilang karena terpukau dengan keindahan pemandangan di depan Sirhi Darwaza. Sebuah gerbang seperti benteng dan terbuat dari bata merah, warna bangunan yang menjadi ciri khas Kerajaan Mughal. Aku jadi lupa kalau kedatanganku ke Taj Mahal bukan sesuatu yang kuinginkan. Tadinya semata karena liputan saja. Lain cerita bila Andrean tak ada dalam perjalanan ini. Aku mencoba mengenyahkan perasaan-perasaan tak nyaman yang kembali menggelayuti hati." - Diva, saat mengunjungi Taj Mahal - halaman 108
Taj Mahal - google image |
Taj Mahal, sudah terlalu sering saya melihat fotonya dan membaca tentang kemegahan bangunan ini di banyak media, namun lagi-lagi Dini Fitria seolah mengajak saya langsung ke sana. Menikmati keindahan dan kemegahan Mausoleum yang dibangun atas dasar cinta sang raja pada permaisurinya ini.
"Selamat tinggal wahai Raja dan Permaisuri. Beristirahatlah dengan tenang hingga suatu hari nanti Allah akan mempertemukan kita dalam kebangkitan yang abadi. Aku masih saja mematung dan berat meninggalkan mausoleum, lambang cinta abadi dua insan manusia. Enggan rasanya melepas rasa yang baru saja kunikmati. Ingin rasanya kembali berputar dan menyerap aura dari ruangan ini." Diva, di dalam Taj Mahal - halaman 117.
Kembali ke soal percintaan. Di tengah cerita, tiba-tiba Diva dikejutkan oleh munculnya sosok lain, sosok yang begitu dirindunya, yang menunjukan cinta dan kelembutan yang diimpikannya. Situasi menjadi canggung dengan Andrean, namun ada saat Diva harus memutuskan, kembali pada Andrean yang terus menghiba cintanya, atau pada sosok tampan penuh wibawa yang siap menjadi suaminya? atau justru tokoh lain yang tak terduga?.
Ahh, gatal rasanya tangan ini ingin menceritakan lebih banyak, tapi daripada jadi spoiler, mendingan kalian baca langsung, yaaa, gak bakalan nyesel deh, bagus banget!.
Buat saya, novel ini cukup menggetarkan jiwa, kisah percintaan yang dibalut perjalanan dan pekerjaan membuat novel yang akan segera terbit di April 2017 ini layak dimiliki. Cari aja di toko-toko buku terdekat, yaa...
*******
20 comments
kayaknya aku pernah baca tulisannya Dini ini, mau cek di Scoop ah
BalasHapusiya mba Noni, baca lagi deh, bagus2...
HapusSebel banget sama Andrean hih. :)))) Aku baru tahu tulisan Mbak Dini Fitria. Pengin cari bukunya yang lain, Mbak. Bagus banget ternyata yang Islah Cinta.
BalasHapusHihihi, tosss. Eh, iya jadi pengen baca buku2 karya dia sebelumnya ya mba, yakin pasti bagus2 juga..
HapusWah aku baru tau Mualaf :))
BalasHapusduh setuju banget, kalau udah punya anak membaca sebuah novel sampai habis adalah suatu kemewahan. Dan ini novelnya bagus banget ya kayaknya. Aku jd pengen baca.
Tapi aku malahan kebalik, satu2nya negara yang gak pengen aku kunjungi malahan India loh :)
iya Olinnn :)
Hapusahaha, kalo aku malah penasaran sama India sih, mudah2an kapan2 bisa ke sana..
Judulnya "seorang mommy yg tamat baca novel hanya dalam beberapa jam" heehehe
BalasHapusBaca karya novel-novelnya emank serasa kita nyatu banget di ceritanya ya mbak :D berasa jadi pemeran utamanya...
yes bener banget mba, hihihi..
HapusKalau udah jadi emak-emak biasanya banyaknya baca buku anak, soalnya bacain sambil ngelonin 😁
BalasHapuskalo masih kecil anaknya emang banyak ngelonin Vi, tapi kalo udah gede kayak skrg sibookk, hehehe..
HapusUdah baca juga, bagus bukunya, background ceritanya keren..
BalasHapusyo'i say..
HapusKayanya novel ini bagus banget. Boleh minjem gak mba? #maklum tanggal tua. hhe
BalasHapussini ambil di rumahku :)
Hapusbukunya bagus... gw jadi suka banget sama India... karena situasi di India ditulis detail banget
BalasHapusiyes, betul mba Yat..
HapusNovel yang berhasil mengajakku jalam-jalan ke India seolah benar2 ada di sana. Keren!
BalasHapusiyaaa bener banget teh Ani, serasa ikutan penulisnya ke sana yaaa..
HapusJadi penasaran mau baca novelnya
BalasHapusbacaaa mba, gak bakalan nyesel deh ;p
Hapus